KABAROKE — Kunjungan kerja dan rapat terbatas Presiden RI Joko Widodo di Pulau Natuna Kamis (23/6/16), disambut hangat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Ketua DPP KNPI, Berto Izaak Doko berharap, selain kemajuan ekonomi kawasan di sana, kunker tersebut diharapkan bisa mendorong penguatan kedaulatan NKRI di Natuna.
Berikut Respons Kunker Jokowi di Natuna KNPI
“Kami bergembira dengan kunjungan kerja itu. Mengunjungi itu artinya memberi perhatian penuh. Ada harapan segala hal di sana bisa lebih baik. Utamanya mengurangi ancaman kedaulatan yang selalu hadir di sana,” kata mantan Ketua DPD Kepri ini, Kamis (23/6/16).
Pemuda bangsa lewat KNPI bertekad ikut memberi kontribusi penguatan kedaulatan NKRI. Merespons kunjungan kerja itu, KNPI siap menggelar apel siaga di pulau terluar di Kepulauan Riau itu. Apel siaga ini salah satu rangkaian peringatan Harlah ke-43 KNPI yang berpusat di Kepri, 21 – 23 Juli mendatang.
“Apel siaga itu menyampaikan pesan bahwa perairan Natuna adalah wilayah Indonesia. China sekali pun tidak boleh menggabggu gugat,” tegas Berto yang juga bertindak
Ketua SC Harlah KNPI, Doni Harsiva Yandra mengaku, apel siaga menarget 1000 peserta. Apel itu, adalah simbol nasionalisme dan kepedulian pemuda terhadap kedaulatan negara. “Kami di KNPI ingin memastikan bahwa pemuda bangsa ini ada dan hadir di Natuna atas nama kedaulatan NKRI,” tambah Doni.
Seperti dilansir sejumlah media, Natuna sejauh ini juga diklaim oleh Tiongkok. Suasana kemudian semakin memanas setelah TNI AL menangkap kapal berbendera China, Han Tan Cou 19038, beserta tujuh awak kapal. Kapal itu salah satu dari 12 kapal yang mencuri ikan di kawasan Natuna.
Dalam penangkapan kapal tersebut, Kapal Coast Guard China sempat meminta Han Tan Cou dilepaskan. Namun, permintaan itu tidak digubris. Cina pun protes. Jubir Kemlu China mengatakan, perairan Natuna termasuk wilayah penangkapan ikan tradisional mereka sehingga penangkapan tersebut melanggar hak. (ysd)